Niat adalah maksud atau keinginan kuat di dalam hati untuk
melakukan sesuatu. Niat merupakan pilar yang paling pokok dalam suatu ibadah.
Suatau ibadah akan diterima bila memenuhi dua hal, yaitu niat dan contoh dari
rasulullah saw.
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ
بِالنِّيَّاتِ ...[رواه البخاري ومسلم]
Artinya: “Sesungguhnya
(sahnya) amal itu tergantung kepada niat ...” [Hadits
Riwayat al-Bukhari dan Muslim]
مِفْتَاحُ الصَّلَاةِ الوُضُوءُ
وَتَحْرِيمُهَا التَّكْبِيرُ وَتَحْلِيلُهَا التَّسْلِيمُ [رواه أبو داود
والترمذي]
Artinya: “Kunci
pembuka shalat itu wudhu, permulaannya takbir, dan penghabisannya salam.” [Hadits Riwayat Abu Dawud dan at-Tirmidzi]
Hadist tersebut menjadi salah satu dasar bagi
Muhammadiyah bahwa niat dalam shalat tidak perlu dilafalkan. Karena memang
tidak ada dalil yang memerintahkan atau tidak ada peristiwa di mana para
shahabat melihat Nabi Muhammad melafalkan niat dalam shalat.
Tata cara Takbiratul ikhram:
1.
Mengucap takbir seraya mengangkat kedua belah
tangan
2.
Telapak tangan dibentangkan secara sempurna dan
tidak menggenggam
3.
Jari-jari telapak tangan tidak terlalu lebar
dan tidak terlalu rapat.
كَانَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا
دَخَلَ فِى الصَّلاَةِ وَرَفَعَ يَدَيْهِ مَدًّا.
“Rasulullah saw ketika memulai shalat, beliau
mengangkat kedua tangannya dengan membentangkan”. (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)
4.
Telapak tangan dihadapkan ke kiblat dan diangkat
setinggi pundak atau telinga.
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَرْفَعُ يَدَيْهِ حَذْوَ مَنْكِبَيْهِ إِذَا افْتَتَحَ
الصَّلاَةَ، وَإِذَا كَبَّرَ لِلرُّكُوعِ، وَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ
الرُّكُوعِ، رَفَعَهُمَا كَذَلِكَ أَيْضًا، وَقَالَ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ
حَمِدَهُ، رَبَّنَا وَلَكَ الحَمْدُ، وَكَانَ لاَ يَفْعَلُ ذَلِكَ فِي السُّجُودِ
“Sesungguhnya
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu mengangkat kedua tangannya
sejajar dengan kedua bahunya apabila memulai shalat dan ketika bertakbir untuk
ruku’ dan ketika mengangkat kepala dari ruku’ Beliau juga mengangkat keduanya
dan mengucapkan, “Sami’allâhu liman hamidah rabbanâ wa lakal hamdu” dan
Beliau tidak melakukan hal itu dalam sujudnya”. (HR. Bukhari)
5.
Lalu letakkan
tangan kanan pada punggung telapak tangan kirimu diatas dadamu, lalu bacalah
doa iftitah:
اللَّحُمَّ بَا عِدْ بَيْنِى وَبَيْنَ خَطَا يَاىَ كَمَا
بَاعَدْتْ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ , اللَّهُمَّ نَقِّنِى مِن
الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوبُ الاَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ , اللَّهُمَّ
اغْسِلْ خَطَايَاىَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ
Ya
Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahan-kesalahnku sebagaimana Engkau
menjauhkan antara timur dan barat. Ya (Tuhan) Allah, bersihkanlah aku
dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana baju putih dibersihkan dari kotoran. Ya
Allah, cucilah aku dari kesalahan-kesalahanku dengan salju, air, dan air
dingin. (HR. Bukhari dan Muslim)