
Metro-
Mahasiswa PPL IAIN Metro diketuai oleh M.Yunan Nabawi yang beranggotakan Reeza Juwita dan Umi Musyarofah,
melakukan praktik
perawatan
jenazah
atau yang sering dikenal dengan pemulasaraan
jenazah
di Masjid Asy-syfa dan kamar jenazah
RSU Muhammadiyah Metro, Selasa (11/2).
Pelatihan
Pemulasaan jenazah dilaksanakan selama dua hari, mulai dari tanggal 11 sampai
12 Februari 2020. Pada hari pertama mahasiswa diajarkan bagaiamana cara
mengukur dan memotong kain kafan yang akan digunakan serta bagaimana cara
mengkafani jenazah, sedangkan di hari kedua mahasiswa belajar bagaimana cara
memandikan jenazah yang baik sesuai dengan syariat islam dan sesuai dengan kesehatan.
Tidak ada
aturan yang memberatkan di syariat islam. “Apabila tiga tali saja sudah
tertutup dan rapi 3 saja boleh, itu sesuai kebutuhan. Yang terpenting jumlahnya
ganjil, tiga, lima atau tujuh” ucap Ibu Tisngatun Munawaroh selaku salah satu Bina Rohani, kordinator pemulasaran jenazah di RSU Muhammadiyah Metro.
Ibu Tisngatun
menambahkan, sebelum memandikan jenazah ada hal yang harus dilakukan yaitu
menggunakan APD (Alat Pelindung Diri), hal itu dilakukan untuk melindungi
petugas dari kontaminasi, pencegahan penularan penyakit, pada
saat melakukan pemulasaraan jenazah.
“Memakai
APD itu penting, karena kita tidak tahu secara detail apa yang penyakit yang
diidap oleh jenazah, maka dari itu sebelum pemulasaraan jenazah hendaknya orang
yang memandikan atau yang sedang bertugas dalam pemulasaraan jenazah
menggunakan APD” katanya.
Adapun dalam
memandikan jenazah mempunyai beberapa unsur penting. Selain penggunaan APD
seperti masker, sarung tangan karet dan celemek, jenazah harus dalam keadaan
tertutup auratnya menggunakan kain basahan serta ditempatkan di tempat yang
tertutup. Sebelum pemandian jenazah dimulai, jenazah harus dibersihkan anggota
badannya terlebih dahulu seperti memotong kuku, membersihkan telinga,
membersihkan giginya sampai menekan perutnya dengan perlahan hingga kotorannya
keluar. Beberapa peralatan yang dibutuhkan yaitu air bersih, air sabun, air
yang dicampur daun bidara dan air yang dicampur kapur barus yang sudah di
gerus.
Setelah jenazah
dimandikan dan dikeringkan badannya, jenazah siap dikafani. Persipakan kapas
yang dicampur bubuk cendana yang nantinya akan ditempatkan dibagian badan yang
diantar kulit yang satu dengan yang lainnya bersentuhan dan di setiap bagian
persendian. Adapun kain kafan yang digunakan jenazah laki-laki terdiri dari
tiga lembar kain panjang sedangkan jenazah perempuan terdiri dari 5 lembar kain
diantaranya, dua lembar kain panjang, satu kain untuk jilbab, satu kain
basahan, dan satu baju kurung.
Untuk tali yang
digunakan dari jenazah laki-laki maupun perempuan tidak ada ketentuan tetap
hanya saja diharuskan ganjil, berjumlah tiga, lima atau tujuh dan ditalikan di
sebelah kiri badan jenazah.
Pelatihan semacam ini, sangat bermanfaat sekali untuk kami semua, menjadi ilmu terapan, yang tidak kami dapatkan di kampus, menjadi modal dan bekal kami nantinya ketika terjun lansung di masyarakat. (Ungkap Yunan.)
Pelatihan
tersebut bertujuan untuk mengajarkan bagaimana mahasiswa PPL dapat menerapkan
cara yang benar terkait dengan pemulasaraan jenazah sesuai syariat islam.
kegiatan ini diikuti oleh beberapa karyawan Rumah Sakit Umum (RSU) Muhammadiyah
Metro dan tiga mahasiswa Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) IAIN Metro yang
sedang melakukan PPL di sana. (Oci)