Ramadhan sudah tinggal menghitung hari, tidak sampai hitungan
bulan, tentu ini menjadi khabar gembira bagi kaum muslimin dimana saja mereka
berada. Karena ini merupakan bulan yang dinanti-nanti bukan hanya orang yang
beriman tetapi juga oleh orang yang hanya memiliki Iman
yang Musiman. Dalam menyambut ramadhan di tahun ini ditengah-tengah
adanya wabah yang menyebar yakni covid-19 atau korona, kita tetap harus optimis
dan semoga wabah ini akan berakhir sebelum ramadhan. Orang-orang sholeh mereka
menyambut ramadhan dengan semangat, senyum kegembiraan hal ini terbukti dengan
antusias mereka dalam menyambutnya.
Beragam cara penyambutan, ada yang menyambut sesuai dengan sunnah
adan yang menyelisihi sunnah, Ada yang
bersungguh-sungguh pun ada yang biasa saja sebagaimana bulan lainnya. Para ulama
memberrikan contoh bagaimana memperlakukan
Ramadhan demikian istimewa. Dengan persiapan yang luar biasa. Karena sudah
seyogyanya siapapun yang ingin berangkat menjumpai satu keadaan ia mesti punya
bekalan. Allah ta’ala berfirman:
وَلَوْ أَرَادُوا الْخُرُوجَ لأعَدُّوا لَهُ عُدَّةً
“Dan jika
mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan
itu……” (QS: At Taubah: 46).
Syaikh al-Fauzan
pernah ditanya :
Bagaimana keadaan
salafusshalih-radhiyallahu’anhu dalam menyambut bulan yang agung ini? Bagaimana
sikap dan kebiasaan mereka?
Beliau berkata”Keadaan salaf di bulan
Ramadhan, sebagaimana hal itu telah tercatat dalam kitab-kitab yang
diriwayatkan dengan sanad yang terpercaya. Bahkan para salaf senantiasa
memohon kepada Allah ‘azza wajalla agar menyampaikan/mengantarkan
mereka sehingga bisa menjumpai Ramadhan, yaitu sebelum masuknya bulan itu.
Mereka meminta
kepada Allah supaya mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan. Mereka
mengetahui bahwa di bulan itu terdapat kebaikan yang sangat besar dan
kemanfaatan yang begitu luas.
Karenanya Sebagian
ulama salaf mengatakan:
كَانُوا
يَدْعُوْنَ اللهَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يُبَلِّغَهُمْ شَهْرَ رَمَضَانَ ثُمَّ
يَدْعُوْنَ اللهَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يَتَقَبَّلَهُ مِنْهُمْ
”Mereka (para
sahabat) berdo’a kepada Allah selama 6 bulan agar mereka dapat menjumpai bulan
Ramadlan.” (dalam Lathaaiful Ma’arif hal.
232)
Masya Allah ini menunjukan betapa
gigihnya orang-orang sholeh terdahulu semangat, bergembira dan antusias yang
tinggi untuk menyambut ramadhan. Lalu bagaimana dengan kita?
Ada beberapa hal
yang hendaknya dipersiapkan dalam menyambut ramadhan yang penuh keberkahan
yaitu:
1.
Berdo’a kepada Allah
Al-Hafidz Ibnu Rajab menyebutkan salah satu contoh doa yang mereka
lantunkan. Diriwayatkan dari Yahya bin Abi Katsir – seorang ulama tabi’in –,
bahwa beliau mengatakan,
Diantara doa sebagian sahabat
ketika datang Ramadhan,
اَللَّهُمَّ سَلِّمْنـِي إِلَى رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِـي رَمَضَانَ
وَتَسَلَّمْهُ مِنِي مُتَقَبَّلاً
“Ya Allah, antarkanlah aku hingga
sampai Ramadhan, dan antarkanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah amal-amalku
di bulan Ramadhan.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 264)
اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالْأَمْنِ
وَالْإِيمَانِ، وَالسَّلَامَةِ وَالْإِسْلَامِ، وَالتَّوْفِيقِ لِمَا تُحِبُّ
وَتَرْضَى، رَبُّنَا وَرَبُّكَ اللَّهُ
Allahu akbar, ya Allah jadikanlah hilal itu
bagi kami dengan membawa keamanan dan keimanan, keselamatan dan islam, dan
membawa taufiq yang membimbing kami menuju apa yang Engkau cintai dan Engkau
ridhai. Tuhan kami dan Tuhan kamu (wahai bulan), adalah Allah.” (HR. Ahmad 888, Ad-Darimi dalam Sunannya no. 1729, dan dinilai
shahih oleh Syua’ib Al-Arnauth dalam Ta’liq Musnad Ahmad, 3/171).
Doa ini hanya dibaca ketika seseorang melihat hilal di
awal bulan. Karena itu, bagi yang tidak melihat hilal, tidak disyariatkan
membaca doa ini ketika masuk awal bulan. Sebagaimana keterangan Dr. Sa’id
Al-Qahthani dalam syarh Hisnul Muslim, hlm. 262.
2.
Taubat
Setelah kita
melewati 11 bulan mungkin ada kekhilafan, keteledoran, kesalahan, atau bahkan
dosa dan pelanggaran juga kedzaliman yang dilakukan, maka hendaknya kita segera
bertaubat kembali kepada Allah mohon ampun atas dosa-dosa kita. Karena kita
akan memasuki bulan yang penuh dengan keberkahan ampunan dan
keutamaan-keutamaan. Allah SWT berfirman :
وَتُوبُوا
إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Bertaubatlah
kepada Allah, wahai orang-oran beriman sekalian agar kalian beruntung.” (QS.
An-Nur : 31)
وَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ
وَالسَّلَامُ: {تُوْبُوْا إِلَى اللهِ فَإِنِّيْ أَتُوْبُ إلَيْهِ كُلَّ يَوْمٍ
مِائَةَ مَرَّةٍ}.
Nabi saw. bersabda, “Taubatlah kepada Allah, karena sungguh aku
bertaubat kepada-Nya setiap hari seratus kali.” Hadis ini diriwayatkan oleh
imam Al-Bukhari dan Muslim dari sahabat Ibnu Umar r.a.
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم قال الله تبارك وتعالى : ” يا عبادي
إنكم تخطئون بالليل والنهار ، وأنا أغفر الذنوب جميعا فاستغفروني أغفر لكم
Rasulullah shalallahu
alaihi wa sallam bersabda, “Allah berfirman , ”Wahai
hamba-hamba Ku… sesungguhnya kalian berbuat dosa sepanjang siang dan malam. Dan
Aku mengampuni dosa seluruhnya, maka memohon ampunlah kamu kepada-Ku, niscaya
Aku mengampuni dosamu.” (HR. Muslim)
Rasulullah Saw yang sudah dijamin masuk syurga yang dosa-dosanya
sudah diampuni Allah saja istighfar taubatnya kepada Allah setiap hari sampai
seratus kali lalu bagaimana dengan kita yang tidak ada jaminan kita tidak tahu
apakah diampuni atau tidak dosa-dosa yang kita perbuat? Ya Allah betapa
lemahnya kita mari kita untuk segera bertaubat kepada Allah dengan taubat yang
sebenarnya terlebih kita mau memasuki bulan ramadhan.
3.
Semangat Beramal
Sholeh
Banyak peluang dan
kesempatan untuk beramal kapan pun dan dimanapun kita berada. Sekarng kita mau
memasuki ramadhan tentu semakin semangat tuk beramal kebaikan. Dalam hal
memandang amalan, ibadah yang paling afdal, paling bermanfaat, dan paling tepat
untuk diprioritaskan oleh seorang hamba, yakni beramal sesuai dengan keridhaan Allah subhanahu wa ta’ala di
setiap waktu, dengan amalan yang paling dituntut dan paling sesuai dengan
kondisi saat itu.
Ibnu Qayyim berkata,
“Tanda-tanda benarnya keinginan keras adalah jika keinginan dan perhatian
seseorang adalah Ridha Rabbnya dan bersiap siaga setiap saat untuk berjumpa
dengan-Nya, dia akan menyesal atau gusar apa bila waktu berlalu bukan dalam
keridhaan Dia. Segala hal urusannya, kesibukannya adalah dia tidak menaruh
perhatian dan harapan kepada selain Allah baik di kala siang atau malam.”
Allah Swt memberikan
motivasi kepada kita ;
Barangsiapa mengerjakan kebaikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik.
Dan akan kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka
kerjakan.(Qs. An-Nahl : 97)
والله اعلم بالصواب